Facebook

LightBlog

Breaking

LightBlog

Friday, June 16, 2017

Pelatihan Jurnalistik di Lumbung Data Pendidikan

Tiga hari dua malam saya "mengungsi" ke fasilitas penginapan Pusdiklat Kemdikbud di Sawangan Depok. Tak begitu jauh dari rumah, memang. Tak sampai 15 kilometer. Tapi, susunan jadwal pelatihan jurnalistik dan penulisan kreatif kali ini terbilang padat. Dan, ternyata sajian buka puasa dan makan sahur di penginapan itu benar-benar nikmat.


Meski demikian, bagi fasilitator pelatihan, tak ada yang lebih nikmat dari pancaran semangat dan antusiasme peserta. Dan, itulah yang saya rasakan dari para personel Publikasi Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi DKI Jakarta. Mereka berlatih dari pukul delapan pagi sampai sembilan malam.

Terus terang, saat datang sebelum "bel" acara pembukaan pukul 08.00 WIB Rabu lalu, kami para fasilitator sempat dihinggapi rasa pesimistis. Jangan-jangan, pelatihan ini hanya semacam pengisi waktu senggang atau yang sejenis itu. Terlebih lagi, setengah jam berlalu dari jadwal dimulainya acara pembukaan, yang datang baru lima atau enam dari 25 peserta. Pembukaan akhirnya lancar dilaksanakan setengah sepuluh pagi.

Kami mulai terhibur saat Kepala LPMP DKI Surya Fitri Nurulhuda, SE, M.Si, menyampaikan pesan dalam kata sambutan. "...jangan mengikuti pelatihan ini hanya karena mendapat tugas dari saya. Jadikanlah pelatihan ini sebagai kesempatan untuk belajar menulis." Begitu antara lain pesan Kepala kepada para peserta. Kepala LPMP DKI juga bercerita masa remajanya, ketika mengenal novel-novel Yudhistira ANM Massardi, imam kami dalam tim fasilitator empat sekawan yang efisien.


Sebagai orang luar, saya merasakan pesan itu memancarkan sesuatu yang lebih dari sekadar amanat seorang kepala instansi pemerintahan. Pesan itu lebih merupakan inspirasi untuk belajar sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Artinya, peserta diajak untuk tidak sekadar menjalankan tugas dari atasan, melainkan mengembangkan diri agar dapat memberi kontribusi yang lebih bermakna bagi diri, lembaga dan bangsa.

Target Pengaktivan Website


Selain pesan inspiratif itu, sebetulnya ada juga pesan bernada instruksi yang tidak main-main. Tidak hanya menyodok para peserta selaku bawahan Kepala LPMP DKI, tapi juga menohok kami tim fasilitator. "Saya akan lihat hasil pelatihan ini dalam satu dua bulan ke depan di website." Nah, lho.

Karenanya, dalam sambutan pada acara pembukaan, Master Trainer Yudhistira mengajak para peserta menyatukan tekad mewujudkan harapan Kepala LPMP DKI.

Walhasil, entah karena "ancaman" Kepala LPMP atau karena daya tarik materi pelatihan, yang bagi hampir seluruh peserta merupakan hal baru, semangat berlatih membara dan menyala hingga akhir.

Yang mengharukan bagi tim fasilitator adalah tumbuhnya relasi interpersonal yang lebih dalam dari sekadar relasi klien-bisnis.

Di luar urusan belajar teknik penulisan dan segala pernak-perniknya, yang tentu tak akan selesai hanya dalam tiga hari pelatihan, hubungan itu memudahkan eksplorasi problem dan kebutuhan kontekstual tim publikasi. Sebaliknya, dari pelatihan ini para fasilitator menjadi ngeh bahwa LPMP sejatinya adalah instansi dengan "harta" tak ternilaikan bagi pendidikan Indonesia.

Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Tim fasilitator sudah lama berkutat dengan isu-isu pendidikan. Yudhistira sudah 12 tahun bersama istri, Siska Yudhistira Massardi, mengelola Sekolah Batutis Al-Ilmi. Sekolah gratis untuk kaum dhu'afa di Pekayon Bekasi itu merupakan laboratorium pelatihan guru Metode Sentra.

Saya sendiri pada Januari lalu menerbitkan buku Bahasa Mencerdaskan Bangsa, Panduan Berbahasa Berbasis Metode Sentra untuk Guru dan Orangtua. Buku itu adalah hasil belajar saya tentang Metode Sentra di Sekolah Batutis selama hampir sewindu. Adlil Umarat, adalah "orang RCTI" yang kini mantap mengabdikan diri dalam dunia pendidikan anak usia dini sebagai child optimizer trainer. Kami beruntung punya Raditya Patria Adhigama, jurnalis foto yang memiliki jaringan relasi dan persahabatan luas dengan berbagai kalangan, termasuk instansi-instansi pemerintahan di bidang pendidikan.


Pelatihan Jurnalistik dan Penulisan Kreatif untuk Tim Publikasi LPMP DKI Jakarta


Dengan semua itu, komunikasi kami (fasilitator dan para peserta pelatihan) menjadi sangat lancar. Puncaknya adalah pada malam kedua, saat para peserta melakukan diskusi dalam tiga kelompok (sesuai bidang tugas dan pekerjaan masing-masing) selama sekitar satu jam. Mereka menghasilkan action plan yang lengkap dan terperinci. Dari keluhan "tak punya ide untuk ditulis", mereka kini telah siap dengan sebuah agenda besar untuk mengisi halaman-halaman website LPMP DKI.

Kepada para sahabat saya yang peduli pada masalah pendidikan, rasanya tak berlebihan kalau saya mengajak untuk mengarahkan perhatian (syukur-syukur kalau sudi membantu dengan doa) kepada upaya tim Publikasi LPMPK DKI tersebut. Mengapa? Karena mereka para staf dan pimpinan LPMP bekerja di lumbung data yang dibutuhkan guru, kepala sekolah, kepala dinas, walikota, gubernur, bahkan menteri. Juga, tentu saja, para walimurid dan pengamat pendidikan. Berdasarkan data dari merekalah seyogyanya pendidikan kita bergerak dan digerakkan.

Saya kebagian menyampaikan materi Pragraphing dan Pengelolaan Website



Sebagai langkah pertama (mungkin bahkan yang pertama di Indonesia), ikhtiar itu tentu tidak mudah, apalagi diharap menghasilkan produk yang memuaskan dalam sekejap. Tapi, setidak-tidaknya ikhtiar sudah dimulai.

No comments:

Post a Comment

Adbox